10Bahaya Anemia Apabila Tidak Diobati dalam waktu lama, mulai dari dampak yang bisa dibilang ringan hingga kepada yang menyebabkan kematian. Skip to the content. Search. HaloSehat. terutama apabila disebabkan oleh kekurangan folat pada tubuh yang umumnya diperoleh dari makanan yang mengandung vitamin B9, dimana kemungkinan besar ibu hamil Penyumbatandi arteri ini disebabkan oleh aterosklerosis, yang merupakan penyakit vaskular progresif yang menyebabkan akumulasi zat lemak, kalsium, fibrin, limbah seluler, dan kolesterol, juga dikenal sebagai plak, di dalam dinding arteri. Hal ini menyebabkan penyempitan dinding arteri, dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit IMAsub-endokardial dapat regional (terjadi pada distribusi satu arteri koroner) atau difus (terjadi pada distribusi lebih dari satu arteri koroner). II. ETIOLOGI Penyebab penurunan suplay darah mungkin disebabkan karena penyempitan kritis arteri koroner karena arterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli ataupun trombus. Dalamrangka menginstruksikan pada pasien tentang manifestasi klinis dari gangguan penyumbatan dengan dibuatnya lubang. nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga Anemiadisebabkan oleh kurangnya sel darah merah di dalam tubuh.Zat besi adalah zat yang bisa memproduksi sel darah merah, oleh sebab itulah kekurangan zat besi bisa mengakibatkan produktivitas sel darah merah menjadi menurun. Banyak yang tidak tahu jika tubuhnya kekurangan zat besi, akibatnya dia akan mudah sekali terkena anemia. Hematomaini disebabkan oleh : 1. pecahnya arteri dan atau vena meningea media 2. perdarahan sinus venosus : misalnya sinus sphenoparietalis, sinus sagitalis posterior. Perdarahn sinus ini bisa bersifat progresif. Berhubung perdarahannya kebanyakan massif atau arteriil maka lucid interval cepat antara beberapa menit, beberapa jam sampai 1-2 hari. Embolicerebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri cerebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menimbulkan emboli : Spasmearteri koroner dapat juga disebabkan oleh penggunaan atau penyalahgunaan cocaine. Kurang darah yang dimaksud adalah anemia, kondisi di mana sel darah merah di dalam tubuh kita berada di bawah normal. Hal ini dapat dilihat dari kadar hemoglobin, untuk pria dewasa 13,5-17 g/dl, wanita dewasa 12-15 g/dl, ibu hamil 11-12 g/dl, EmboliParu adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. TERAPISEHAT Dgn LINTAH Status Terdaftar Dinas Kesehatan No.Pendaftaran : 364/ 445/ BATTRA/2010 AlamatTerapi : Jl. Tugu Pahlawan Gg. Gambas N9 21 B Tanjung Pinang - Kepri HP : 081270735606 - 081991680706 Belakang Ktr. Golkar.- Tjg Pinang-Kepri. oeds10C. Halodoc, Jakarta - Ustaz Yusuf Mansur dikabarkan tengah menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami penyumbatan pada pembuluh darahnya. Kabarnya, penyumbatan terjadi pada area leher menuju kepala yang mengakibatkan munculnya gumpalan dan terjadi pembengkakan pada area kepala kanan bagian belum diketahui dengan pasti bagian pembuluh darah tempat terjadinya penyumbatan, apakah terjadi pada pembuluh darah arteri atau vena. Sebenarnya, apa perbedaan dari penyumbatan yang muncul pada pembuluh darah arteri dan vena?Penyumbatan pada Pembuluh Darah ArteriPembuluh darah arteri dan vena memiliki tugas yang sangat besar. Keduanya merupakan bagian dari sistem transportasi yang berfungsi untuk mengalirkan darah. Arteri akan membawa darah yang sarat oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan vena akan membawa kembali darah yang tidak banyak mengandung oksigen kembali ke juga Penyempitan Pembuluh Darah Dapat Dicegah dengan 7 Cara IniDari sini, pembuluh arteri pulmonalis akan membawa darah menuju ke paru-paru untuk digantikan dengan darah bersih yang kaya akan oksigen. Lalu, pembuluh vena pulmonalis akan membawa darah kembali ke jantung dan prosesnya pun dimulai kembali. Namun, terkadang pembuluh darah arteri atau vena bisa mengalami penyempitan atau penyumbatan, sehingga darah tidak bisa melaluinya dengan mudah. Apapun yang menghambat aliran darah pada tubuh akan mengakibatkan organ tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan optimal. Apabila darah mengalir terlalu lambat, sangat mungkin terjadi genangan dan membentuk gumpalan. Penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah arteri akan mengakibatkan terganggunya aliran darah bersih dari jantung yang menuju ke seluruh tubuh, terutama ke organ-organ penting. Biasanya, kondisi ini terjadi karena penumpukan lemak yang berlebihan atau dalam istilah medis disebut dengan juga Penyumbatan Pembuluh Darah Terjadi Akibat Iskemia?Jika terjadi pada jantung, masalah kesehatan ini dikenal dengan penyakit jantung koroner. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah di otak, leher, koroner jantung, atau bagian tubuh lainnya. Meski begitu, penyumbatan paling sering terjadi pada jantung yang menyebabkan seseorang mengalami serangan ada pula arteri karotis yang mengalir melalui pembuluh darah di kedua sisi leher yang memasok darah ke otak, wajah, dan leher. Dilansir dari WebMD, penumpukan plak akibat arteri karotis akan menyebabkan terjadinya penyempitan, sehingga hanya sedikit darah yang masuk. Plak pun bisa pecah dan membentuk gumpalan, yang jika tersangkut di pembuluh darah ke otak dan menghalangi alirannya bisa berujung pada penyakit stroke. Penyumbatan pada Pembuluh Darah VenaSementara itu, penyumbatan pada pembuluh darah vena mengakibatkan terganggunya aliran darah yang menuju ke jantung. Penyebabnya bisa karena tumor atau jaringan yang membengkak dan mengimpit vena, sehingga terjadi pembengkakan. Lokasi penyumbatan bisa pada area leher atau bagian tubuh lainnya. Baca juga Cegah Aterosklerosis Terjadi di Usia MudaSelain itu, penyumbatan pada pembuluh darah vena juga termasuk deep vein thrombosis atau DVT yang biasanya terjadi pada kaki. Umumnya, kondisi ini terjadi karena duduk atau berbaring terlalu lama yang bisa memperlambat aliran darah. Penyumbatan pada pembuluh darah bisa memicu komplikasi serius jika tidak segera dilakukan penanganan. Jadi, segera periksa ke rumah sakit apabila kamu mengalami sesak napas tiba-tiba, nyeri dada, sakit kepala, detak jantung cepat, penglihatan ganda, dan kelemahan atau mati rasa pada wajah atau bagian tubuh lainnya. Pengobatan di rumah sakit akan lebih mudah kalau kamu sudah download aplikasi Halodoc. Kamu bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat atau tanya jawab langsung dengan dokter spesialis seputar masalah kesehatan kapan dan di mana saja melalui aplikasi WebMD. Diakses pada 2020. A Visual Guide to Vein and Artery Diakses pada 2020. Artery vs. Vein What’s the Difference?Medical News Today. Diakses pada 2020. Artery vs. Vein What are the Differences? OverviewAnemia is a problem of not having enough healthy red blood cells or hemoglobin to carry oxygen to the body's tissues. Hemoglobin is a protein found in red cells that carries oxygen from the lungs to all other organs in the body. Having anemia can cause tiredness, weakness and shortness of breath. There are many forms of anemia. Each has its own cause. Anemia can be short term or long term. It can range from mild to severe. Anemia can be a warning sign of serious illness. Treatments for anemia might involve taking supplements or having medical procedures. Eating a healthy diet might prevent some forms of anemia. Types Aplastic anemia Iron deficiency anemia Sickle cell anemia Thalassemia Vitamin deficiency anemia SymptomsAnemia symptoms depend on the cause and how bad the anemia is. Anemia can be so mild that it causes no symptoms at first. But symptoms usually then occur and get worse as the anemia gets worse. If another disease causes the anemia, the disease can mask the anemia symptoms. Then a test for another condition might find the anemia. Certain types of anemia have symptoms that point to the cause. Possible symptoms of anemia include Tiredness. Weakness. Shortness of breath. Pale or yellowish skin, which might be more obvious on white skin than on Black or brown skin. Irregular heartbeat. Dizziness or lightheadedness. Chest pain. Cold hands and feet. Headaches. When to see a doctorMake an appointment with your health care provider if you're tired or short of breath and don't know why. Low levels of the protein in red blood cells that carry oxygen, called hemoglobin, is the main sign of anemia. Some people learn they have low hemoglobin when they donate blood. If you're told that you can't donate because of low hemoglobin, make a medical appointment. From Mayo Clinic to your inbox Sign up for free and stay up to date on research advancements, health tips, current health topics, and expertise on managing health. Click here for an email preview. To provide you with the most relevant and helpful information, and understand which information is beneficial, we may combine your email and website usage information with other information we have about you. If you are a Mayo Clinic patient, this could include protected health information. If we combine this information with your protected health information, we will treat all of that information as protected health information and will only use or disclose that information as set forth in our notice of privacy practices. You may opt-out of email communications at any time by clicking on the unsubscribe link in the e-mail. CausesAnemia occurs when the blood doesn't have enough hemoglobin or red blood cells. This can happen if The body doesn't make enough hemoglobin or red blood cells. Bleeding causes loss of red blood cells and hemoglobin faster than they can be replaced. The body destroys red blood cells and the hemoglobin that's in them. What red blood cells doThe body makes three types of blood cells. White blood cells fight infection, platelets help blood clot and red blood cells carry oxygen throughout the body. Red blood cells have an iron-rich protein that gives blood its red color, called hemoglobin. Hemoglobin lets red blood cells carry oxygen from the lungs to all parts of the body. And it lets red blood cells carry carbon dioxide from other parts of the body to the lungs to be breathed out. Spongy matter inside many of the large bones, called bone marrow, makes red blood cells and hemoglobin. To make them, the body needs iron, vitamin B-12, folate and other nutrients from foods. Causes of anemiaDifferent types of anemia have different causes. They include Iron deficiency anemia. Too little iron in the body causes this most common type of anemia. Bone marrow needs iron to make hemoglobin. Without enough iron, the body can't make enough hemoglobin for red blood cells. Pregnant people can get this type of anemia if they don't take iron supplements. Blood loss also can cause it. Blood loss might be from heavy menstrual bleeding, an ulcer, cancer or regular use of some pain relievers, especially aspirin. Vitamin deficiency anemia. Besides iron, the body needs folate and vitamin B-12 to make enough healthy red blood cells. A diet that doesn't have enough of these and other key nutrients can result in the body not making enough red blood cells. Also, some people can't absorb vitamin B-12. This can lead to vitamin deficiency anemia, also called pernicious anemia. Anemia of inflammation. Diseases that cause ongoing inflammation can keep the body from making enough red blood cells. Examples are cancer, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, kidney disease and Crohn's disease. Aplastic anemia. This rare, life-threatening anemia occurs when the body doesn't make enough new blood cells. Causes of aplastic anemia include infections, certain medicines, autoimmune diseases and being in contact with toxic chemicals. Anemias linked to bone marrow disease. Diseases such as leukemia and myelofibrosis can affect how the bone marrow makes blood. The effects of these types of diseases range from mild to life-threatening. Hemolytic anemias. This group of anemias is from red blood cells being destroyed faster than bone marrow can replace them. Certain blood diseases increase how fast red blood cells are destroyed. Some types of hemolytic anemia can be passed through families, which is called inherited. Sickle cell anemia. This inherited and sometimes serious condition is a type of hemolytic anemia. An unusual hemoglobin forces red blood cells into an unusual crescent shape, called a sickle. These irregular blood cells die too soon. That causes an ongoing shortage of red blood cells. Risk factorsThese factors can increase risk of anemia A diet that doesn't have enough of certain vitamins and minerals. Not getting enough iron, vitamin B-12 and folate increases the risk of anemia. Problems with the small intestine. Having a condition that affects how the small intestine takes in nutrients increases the risk of anemia. Examples are Crohn's disease and celiac disease. Menstrual periods. In general, having heavy periods can create a risk of anemia. Having periods causes the loss of red blood cells. Pregnancy. Pregnant people who don't take a multivitamin with folic acid and iron are at an increased risk of anemia. Ongoing, called chronic, conditions. Having cancer, kidney failure, diabetes or another chronic condition increases the risk of anemia of chronic disease. These conditions can lead to having too few red blood cells. Slow, chronic blood loss from an ulcer or other source within the body can use up the body's store of iron, leading to iron deficiency anemia. Family history. Having a family member with a type of anemia passed through families, called inherited, can increase the risk of inherited anemias, such as sickle cell anemia. Other factors. A history of certain infections, blood diseases and autoimmune conditions increases the risk of anemia. Drinking too much alcohol, being around toxic chemicals, and taking some medicines can affect the making of red blood cells and lead to anemia. Age. People over age 65 are at increased risk of anemia. ComplicationsIf not treated, anemia can cause many health problems, such as Severe tiredness. Severe anemia can make it impossible to do everyday tasks. Pregnancy complications. Pregnant people with folate deficiency anemia may be more likely to have complications, such as premature birth. Heart problems. Anemia can lead to a rapid or irregular heartbeat, called arrhythmia. With anemia, the heart must pump more blood to make up for too little oxygen in the blood. This can lead to an enlarged heart or heart failure. Death. Some inherited anemias, such as sickle cell anemia, can lead to life-threatening complications. Losing a lot of blood quickly causes severe anemia and can be fatal. PreventionMany types of anemia can't be prevented. But eating a healthy diet might prevent iron deficiency anemia and vitamin deficiency anemias. A healthy diet includes Iron. Iron-rich foods include beef and other meats, beans, lentils, iron-fortified cereals, dark green leafy vegetables, and dried fruit. Folate. This nutrient, and its human-made form folic acid, can be found in fruits and fruit juices, dark green leafy vegetables, green peas, kidney beans, peanuts, and enriched grain products, such as bread, cereal, pasta and rice. Vitamin B-12. Foods rich in vitamin B-12 include meat, dairy products, and fortified cereals and soy products. Vitamin C. Foods rich in vitamin C include citrus fruits and juices, peppers, broccoli, tomatoes, melons, and strawberries. These also help the body take in iron. If you're concerned about getting enough vitamins and minerals from food, ask your health care provider about taking a multivitamin. Pada kebanyakan kasus, penyebab kekurangan sel darah merah yang menandakan anemia adalah kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin adalah protein khusus yang bertugas mengikat oksigen dan nutrisi penting pada sel-sel darah merah untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Protein ini juga berfungsi memberikan warna merah pada darah. Faktor apa saja yang membuat Anda berisiko mengalami anemia? Anemia adalah masalah kesehatan yang sangat umum. Kondisi yang juga dikenal dengan kurang darah ini terjadi setidaknya pada lebih dari 1,6 miliar orang di dunia. Wanita, baik yang remaja maupun dewasa, serta orang-orang dengan penyakit kronis tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kondisi ini. Penyebab utama anemia adalah kurangnya sel darah merah. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kondisi anemia sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic, yaitu 1. Kurang asupan gizi Faktor risiko penyebab anemia yang paling umum adalah kekurangan gizi. Beberapa vitamin atau mineral tertentu punya peran penting untuk membantu tubuh membuat sel darah merah, seperti zat besi, asam folat vitamin B9, dan vitamin B12. Mencukupi asupan makanan kaya zat besi penting agar tubuh mampu memproduksi hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, Anda dapat mengalami gejala anemia defisiensi besi. Sementara itu, kurang asupan vitamin B dapat memicu gejala anemia defisiensi folat dan B12. Baik asam folat B9 dan vitamin B12 sama penting untuk membantu proses pembentukan keping sel darah merah yang mengandung oksigen. Keduanya juga penting untuk memastikan kelancaran transportasi sel darah merah untuk mengalirkan oksigen dalam jumlah cukup ke seluruh tubuh. Apabila jumlah sel darah merah kurang, jaringan dan organ tubuh tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya, oksigen yang dibawa sel darah ke seluruh tubuh menjadi terlalu sedikit. Anda pun merasa pusing, lemas, dan pucat. 2. Gangguan pencernaan Memiliki gangguan atau penyakit yang memengaruhi proses cerna dan penyerapan nutrisi dapat menjadi salah satu penyebab anemia, seperti penyakit Celiac. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang berfungsi menyerap gizi dari makanan untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Kerusakan usus kecil ini tentu akan memengaruhi penyerapan zat besi, folat, dan vitamin B12 yang membantu proses pembentukan sel darah merah. 3. Jenis kelamin Wanita memiliki kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah ketimbang pria. Pada pria sehat, kadar hemoglobin normal adalah sekitar 14-18 g/dL dan hematokritnya 38,5-50 persen. Sementara itu, pada perempuan sehat, kadar normal hemoglobinnya bisa sekitar 12-16 g/dL dan hematokrit sebesar 34,9-44,5 persen. Perbedaan inilah yang membuat wanita lebih rentan mengalami anemia daripada laki-laki. Selain itu, kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Perempuan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tabel Angka Kecukupan Gizi AKG mengatakan bahwa kebutuhan zat besi remaja perempuan usia 13-29 tahun adalah 26 mg, angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki seusianya. Remaja perempuan yang sedang dalam masa puber pun butuh lebih banyak asupan zat besi daripada anak laki-laki puber. Jika tidak tercukupi, kondisi-kondisi ini membuat wanita berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang dapat berkembang menjadi anemia. 4. Menstruasi berat Menstruasi berat atau menorrhagia dapat menjadi penyebab terjadinya anemia pada remaja wanita dan dewasa. Pada perempuan, asupan zat besi tidak hanya digunakan untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk mengganti zat besinya yang hilang karena menstruasi setiap bulannya. Ketika haid berlangsung lebih lama dan darah yang keluar juga lebih banyak dari biasanya, Anda berisiko mengalami kekurangan darah. Ini karena volume darah yang terbuang cenderung lebih banyak daripada yang dihasilkan. Kondisi ini menimbulkan tanda dan gejala anemia, termasuk kulit pucat dan gampang lelah. 5. Kehamilan Hamil juga bisa menjadi salah satu faktor risiko Anda didiagnosis anemia. Pada saat hamil, otomatis tubuh ibu akan menghasilkan sel darah lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika ibu hamil tidak bisa mencukupi asupan makanan kaya zat besi, asam folat, atau nutrisi lainnya, sel darah merah yang dihasilkan tubuh akan lebih sedikit dari seharusnya. Ini adalah penyebab utama munculnya anemia pada ibu hamil. Proses persalinan dan masa nifas juga membuat wanita kehilangan banyak darah, sehingga membuatnya lebih rentan kena anemia dibandingkan pria. Semakin sering hamil dan bersalin, semakin besar kemungkinan wanita untuk mengalami anemia kronis. 6. Penyakit kronis Penyakit kronis dapat menjadi salah satu faktor risiko penyebab anemia. Penyakit kronis dapat menyebabkan perubahan pada sistem tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah merah terhambat, sel darah merah yang lebih cepat mati, atau justru gagal sama sekali. Beberapa penyakit kronis yang berpotensi menyebabkan anemia, antara lain Penyakit ginjal Infeksi dan inflamasi kronis Kanker 7. Trauma luka atau habis operasi Kecelakaan, trauma, atau operasi dapat menjadi penyebab anemia pada beberapa orang. Trauma atau operasi dapat menyebabkan tubuh kehilangan darah banyak. Alhasil, simpanan darah dan zat besi dalam tubuh akan terbuang. Anda pun dapat mengalami anemia defisiensi besi karena kekurangan zat besi. 8. Riwayat keluarga Punya anggota keluarga yang mengalami anemia akan meningkatkan risiko Anda mengalaminya juga. Salah satu jenis anemia yang rentan diturunkan dalam silsilah keluarga adalah anemia sel sabit. Penyebab anemia sel sabit yaitu struktur hemoglobin dalam darah yang berubah. Ini membuat sel darah merah menjadi lebih cepat mati. Ini hanya bisa terjadi karena diturunkan secara genetik. Jika Anda khawatir akan kondisi kesehatan Anda, silakan periksa gejala yang Anda rasakan di sini.